Monday, February 28, 2011

Tips SMART Berbelanja

oleh : Elly Romdliyana


Sahabat MULIA,

Berbelanja adalah salah satu aktivitas yang disukai kebanyakan wanita. Setuju dengan pendapat tersebut? hmmm, sebagian orang mungkin berpendapat bahwa berbelanja adalah lebih kepada upaya pemenuhan kebutuhan, atau juga keinginan. Tetapi, apapun definisinya, kita perlu waspada akan bahaya-nya. Bahaya bagi "kantong" kita, misalnya...^__^, terlebih lagi masalah mubadzir (membeli barang yang tidak sungguh-sungguh diperlukan) kadang terjadi.

Sebagai muslimah yang smart, tips berikut ini insya Allah bisa digunakan agar kita berbelanja pun dengan SMART.


1. Siapkan catatan/daftar barang belanjaan yang akan dibeli
Ini penting banget...Kita perlu mencatat kebutuhan kita apa aja, berapa banyak, dan sebagainya. Hal ini untuk menghindari membeli barang-barang yang sebenernya ga perlu-perlu amat dan menghindari buang-buang waktu karena bingung mau beli apa,
Jangan lupa juga untuk membawa tas atau keranjang belanja, karena tidak semua toko, khususnya di Belgia, memberi tas untuk membawa belanjaan kita. Ada juga yang memberi kantong belanja, tapi kita harus membayar sebagai gantinya. Meski harganya hanya beberapa sen atau euro, lumayan juga kaan kalau bisa ditabung atau untuk belanja keperluan lainnya.



2. Money (uang cash) atau credit card jangan lupa dibawa
Ini juga penting... apalagi yang belanjanya di toko orang, bukan tokonya sendiri. Karena berarti harus bayar pake uang cash atau credit card. Tentunya, jumlah uang belanja juga harus sudah dianggarkan sebelumnya, sehingga ga sampe "besar pasak dari pada tiang".
Lebih baik lagi jika sudah mendapatkan info tentang harga barang (infonya dari temen, brosur, website atau bon belanjaan sebelumnya). Sehingga bisa diperkiraan jumlah uang yang dibutuhkan. Tempat penyimpanannya juga harus rapi dan aman, yang ga mengundang niat jelek dari orang lain.




3. Atur rute perjalanan yang runtut, khususnya bila tujuan tidak hanya 1 tempat.
Ketahui letak toko yang dituju. Trus, buat rute perjalanan, agar tidak buang-buang waktu, muter-muter ga keruan...capek kan? Masih mendingan kalo cuma capek aja, kalo muter-muternya sampe tersesat atau malah belanja-belanja yang lain gimana tuuh?



4. Referensi
Bagian ini juga penting. Sebaiknya kita minta referensi dari temen, brosur, atau via internet. Referensi bisa dalam bentuk referensi tentang toko-toko yang menjual barang yang kita butuhkan dengan harga murah, plus terjamin kualitasnya. Selain itu, referensi waktu yang tepat untuk belanja. Kapan ada sale / solden? Tentunya ini untuk barang-barang yang tidak kita butuhkan dengan segera, misalnya pakaian. Seperti di Belgia, ada 2 kali solden dalam setahun, yaitu winter solden sekitar bulan Januari dan zomer solden sekitar bulan Juli. Nah, pada saat solden itu, kita bisa mendapatkan beberapa barang dengan harga diskon. Okee kaan?



5. Tahu JELAS info produknya
Info produk yang sebaiknya kita ketahui adalah namanya (khususnya kalo kita lagi di Luar Negeri). Terkadang nama produk menggunakan istilah/bahasa setempat, jadi kalo kita belum tahu betul bahasa setempat, tanya dulu aja... biar ga salah. Ke-halal-annya juga perlu dicek, apalagi kita sebagai muslim harus berusaha untuk cari tahu tentang info produk-produk/bahan makanan yang halal dan haram. Satu lagi yang perlu juga kita periksa adalah expired date-nya (tanggal kadaluarsa).


Okee, demikian tips berbelanja kali ini.

Semoga bermanfaat dan Selamat Berbelanja dengan SMART!

Mencintai Rasulullah SAW

Oleh : Tim Mulia

(disarikan dari tausyiah ust. Umar Baktir pada pengajian KPMI menyambut Maulud Nabi Muhambad SAW, tanggal 26 Februari 2011)

Pada zaman jahiliyah, sebelum Islam hadir, perilaku manusia penuh dengan pengaruh hawa nafsunya. Di Arab pada waktu itu, wanita memiliki kedudukan yang rendah, tidak ada harganya. Bahkan pada waktu itu, dikenal ada 3 macam pernikahan, yaitu : pernikahan biasa (seperti yang berlaku umum), dan 2 pernikahan yang lain “sangatlah” tidak memuliakan wanita. Jenis pernikahan yang kedua, si suami menyuruh istrinya untuk selingkuh dengan laki-laki lain untuk mendapatkan bibit yang baik bagi keturunannya. Adapun jenis pernikahan yang ketiga, perempuan pada waktu itu bisa melakukan hubungan seksual dengan banyak laki-laki. Jika ia hamil, ia akan menunjuk salah satu, di antara lelaki yang pernah “bersamanya”, siapa yang berhak untuk menjadi ayah dari bayi yang dikandungnya. Pernikahan jenis ini dikenal dengan nikah istibdho’.

Di tengah kondisi Arab jahiliyah itu, lahirlah seorang Muhammad bin Abdullah. Beliau inilah yang kemudian diangkat oleh Allah menjadi Nabi yang terakhir dan akan menjadi teladan bagi seluruh umat manusia.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [QS. Al-Ahzaab: 21]

Allah menurunkan rasul (Muhammad SAW) dari kalangan umat manusia. Dengan sendirinya, itu bermakna bahwa rasulullah adalah manusia juga, Syariat yang beliau sampaikan bagi kita, umatnya, telah beliau contohkan dengan baik.

“Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman.” [At-Taubah : 128]

Ajaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah sangat membawa perubahan bagi kehidupan manusia. Diantara perubahannya adalah Islam sangat memuliakan wanita. Dari siroh yang sering kita baca/dengar, kita akan tahu bahwa rasulullah sangat memuliakan wanita.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah tidak pernah marah pada istrinya.

Al kisah, suatu ketika Rasulullah terlambat pulang ke rumah. Beliau mengetuk pintu. Setelah 3x mengetuk pintu, Aisyah ra. Tidak terbangun untuk membukakan pintu. Rasulullah pun tidak layak mendobrak pintu/memaksakan masuk. Akan tetapi, beliau tidur di depan pintu. Di tengah malam, Aisyah terbangun dan kemudian membuka pintu. Lantas Aisyah pun menangis saat melihat Rasulullah tertidur di depan pintu. Aisyah menanyakan mengapa rasulullah tidak berteriak/mengetuk pintu yang keras untuk membangunkannya. Rasulullah mengatakan bahwa beliau tidak ingin mengganggu istrinya. Subhanalloh, betapa mulia akhlak beliau kepada istrinya.

Kecintaan rasulullah pada istrinya sungguh luar biasa, dan mungkin yang kemudian menjadi pertanyaan bagi sebagian orang adalah, mengapa kita harus mencintai Rasulullah? Jawabannya adalah karena beliau sangat mencintai kita, umatnya.

Pada siroh disebutkan, saat malaikat Jibril datang kepada Rasulullah untuk menyampaikan bahwa waktu detik-detik kematian rasulullah telah dekat. Rasulullah kemudian bertanya, « apa bentuk pemuliaan untukku ? » Malaikat Jibril menjawab, « Jangan khawatir rasulullah, para malaikat telah berbaris rapi untuk menyambut ruh-mu Rasulullah. » kemudian Rasulullah kembali bertanya, “ apa bentuk pemuliaan untuk umatku?” . kemudian malaikat Jibril menjawab, “ Umatmu diutamakan saat akan masuk surga”. Subhanalloh…di saat-saat akhir seperti ini, rasulullah masih memikirkan kita, umatnya. Dan masih banyak kisah lain yang menggambarkan kecintaan beliau pada kita. Rasulullah SAW pernah berpesan, apabila kita mencintai sesuatu/seseorang, maka perkenalkanlah, perhatukanlah (kebutuhannya) dan berilah pujian. Hal ini bisa diaplikasikan oleh para suami yang benar-benar mencintai istrinya, yaitu : memperkenalkan istrinya pada khalayak umum (tidak menutup-nutupi), memperhatikan kebutuhannya/kesukaannya (dan berusaha memenuhinya, tentunya), dan memberikan pujian.

Pesan Rasulullah tersebut juga bisa kita aplikasikasikan sebagai wujud kecintaan kita pada Beliau. Diantaranya dengan mengenal (berusaha membaca sirohnya) dan memperkenalkan beliau sebagai rasul kita, memperhatikan ajaran-Nya (mengetahui dan melaksanakan ajarannya) dan memujinya (dengan bersholawat).

“Apa yang diberikan oleh Rasulullah kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah”. (Surah al-Hasyr: 7)

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya ( Al Ahzab: 56)

Rasulullah bersabda, Aku tinggalkan kepada kalian dua hal, yang kalian tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh dengannya, yaitu: kitab Allah (Al Qur’an) dan Sunnahku (HR. Hakim).

Demikianlah, semoga kita tergolong umat Rasulullah yang bisa tetap istiqomah dalam memegang teguh Al Qur’an dan As Sunnah, sehingga nanti kita tergolong umatnya yang mendapat syafaat di yaumil akhir.

Wallohu a’lam bish showab

Kue Wingko

Oleh: Tamy Adie Purwo Disastro

Bahan
150 gram tepung ketan putih
200 gram kelapa parut kering1/8 sendok teh vanilli bubuk1/4 sendok teh garam
200 gram gula pasir
1 putih telur ..........kuning telurnya buat olesan bagian atas
150 gram santan kental instan


Cara membuat:

1. Campur tepung ketan putih, kelapa parut kasar dalam wadah

2. Kocok putih telur bersama gula dan vanili kemudian masukan tepung ketan dan parutan kelapa

3. Terakhir masukan santan aduk rata

4. Siapkan loyang yg sudah dialasi kertas roti kemudian panggang adonan wingko panggang 150 ° selama 10menit atau setengah matang kemudian diolesi kuning telur masukan kembali ke oven sampa wingko mateng dan kekuningan

5. Angkat,dinginkan lalu dipotong sajikan bersama teh hangat.

Jika para sahabat "Mulia" tidak sempat membuatnya, namun ingin mencicipinya, maka bisa juga memesan langsung ke Mbak Tamy.

Kue Mangkok

Bahan:
  • 125 gr tape singkong
  • 175 gr gula pasir
  • 100 gr tepung terigu
  • 150 gr air
  • 75 gr gula pasir
  • 200 gr tepung beras
  • 200 ml air dingin
  • 150 ml air soda
  • 1 sdt baking powder
Cara membuatnya:
  • Campur tape dan 175gr gula pasir, aduk rata sampai halus, sisihkan
  • Campur tepung beras dan air dingin, uleni sebentar, sisihkan.
  • Masak air dan 75gr gula pasir hingga mendidih dan gula larut, tuang sedikit demi sedikit kedalam tepung terigu sambil diaduk hingga rata.
  • Campur adonan tape dengan adonan tepung beras, uleni hingga licin, lalu campur adonan ini dengan adonan tepung terigu, uleni terus hingga rata.
  • Masukkan baking powder, aduk rata, lalu tuangi air soda sedikit demi sedikit hingga menjadi adonan encer. Saring.
  • Bagi menjadi 2 bagian, masing-masing beri pewarna merah dan hijau.
  • Panaskan cetakan kue mangkok dalam kukusan beruap banyak, tuangi cetakan dengan adonan. Kukus 20 menit. Angkat.

Jika ingin mencicipi kue lezat ini tanpa harus repot-repot membuatnya, bisa juga memesan ke Mbak Tamy.

Saturday, February 26, 2011

Membuat Tahu


Oleh: Eka Risna Widayani


Bahan :

Kedelai, Air, Asam Cuka (air jeruk nipis atau cairan pengental khusus)


Cara:

  1. Kedelai di rendam selama satu malam supaya agak empuk kemudian di blender sampai halus. Perbandingan kedelai dan air adalah 1:2.

  2. Pisahkan ampas kedelai yang sudah diblender selanjutnya disaring pakai kain halus/cheese cloth, dan tampung sarinya (berupa susu kedelai).

  3. Susu kedelai itu kemudian direbus sampai keluar gelembung (tidak sampai mendidih)

  4. Diamkan sebentar hingga suhunya agak turun menjadi kira-kira 40 derajat.

  5. Siapkan cairan koagulan untuk membuat susu menjadi kental. Koagulannya bisa berupa asam cuka atau jeruk nipis. Sebenarnya ada pengental khusus tapi saya tidak tahu di Belgia ini beli dimana…

  6. Tuangkan asam cuka sedikit demi sedikit ke dalam panci susu kedelai hingga terlihat gumpalan-gumpalan.

  7. Siapkan wadah cetakan tahu. Cetakan ini berupa wadah dengan lubang-lubang kecil di bagian bawah. Letakkan kain halus penyaring ke dasar cetakan sehingga menutup seluruh lubang kecil cetakan. Dan taruh di atas sink.

  8. Tuangkan susu kedelai yang sudah menggumpal ke dalam cetakan.

  9. Biarkan air susu kedelai yang tidak menggumpal keluar melalui lubang cetakan sehingga tersisa tahu yang kita dambakan. Agar tahu yang dihasilkan menjadi padat, letakkan diatas susu kedelai tadi sebuah benda yang cukup berat… dan tunggu selama beberapa jam atau satu malam untuk lebih padat.

  10. Tahu siap untuk dimasak sesuai keinginan…


Jangan lupa banyak-banyak berdoa….. karena pada percobaan pertama tidak selalu berhasil.

Percantik Diri dengan Kosmetika Muslimah Sejati

Oleh : Elly Romdliyana

Saudariku, sudahkah kita bersyukur dilahirkan menjadi seorang wanita? Yang banyak diidentikkan dengan keindahan, kecantikan, kelemah-lembutan, kehalusan pekerti, dan kasih sayang.

Sudahkah kita bersyukur dilahirkan menjadi seorang muslimah? Seorang wanita yang di dadanya telah dicap keimanan, di lisannya telah terucap kalimah tauhid dan Allah telah memilihkan Islam sebagai way of life baginya.


Kondisi kaum wanita sebelum dan sesudah kedatangan Islam
Tidak ada salahnya jika kita sejenak menengok ke belakang, melihat kondisi wanita pada peradaban sebelum Islam hadir. Pada peradaban Yunani kuno misalnya. Seperti yang banyak dikisahkan di berbagai buku sejarah yang ada, pada waktu itu, kaum wanita tidak memiliki hak sipil dan politik yang sama dengan kaum pria. Bahkan wanita juga dipandang rendah dan boleh diperdagangkan, seperti budak. Eric W. Robinson (2004) dalam bukunya Ancient Greek democracy: readings and sources menyebutkan bahwa “Slaves, like women, were not eligible for full citizenship in ancient Athens, though in rare circumstances they could become citizens if freed. The only permanent barrier to citizenship, and hence full political and civil rights, in ancient Athens was gender. No women ever acquired citizenship in ancient Athens, and therefore women were excluded in principle and practice from ancient Athenian democracy..” Di masa Romawi kuno pun kondisi wanita tidak jauh berbeda. Kaum wanita tunduk pada “penguasanya” (ayah atau suaminya). Penguasanya ini pun berkuasa secara mutlak atas dirinya, tanpa ada undang-undang yang membela hak-hak pribadi wanita. Sebagaimana juga dikisahkan dalam Al Qur’an, Surat An Nahl (16) ayat 57-60, pada zaman Jahiliyah di Arab sebelum kedatangan Islam, wanita juga dianggap rendah. Mereka menganggap bahwa kelahiran seorang anak perempuan adalah kabar buruk bagi keluarganya, yang membuat mereka sangat malu dan marah. Sehingga mereka pun “menghalalkan” tradisi mengubur hidup-hidup bayi perempuan mereka. Naudzu billahi min dzalik.

Apa yang terjadi setelah Islam datang? Subhanalloh… Kehadiran Islam telah membuat suatu perubahan besar, khususnya tentang kedudukan wanita. Wanita dan pria memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah , hanya tingkat ketakwaannya yang membedakan. Sebagaimana dalam Al Qur'an, surat Al Hujurat (49) ayat 13, yang artinya : ” Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sungguh, orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.” Rasulullah SAW sebagai sosok manusia pilihan Allah, juga sangat memuliakan wanita. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, “Seorang lelaki pernah mendatangi Rasulullah, lalu dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?’ Rasulullah menjawab, ‘Ibumu.’ Lelaki itu bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Rasulullah menjawab, ‘Ibumu.’ Lelaki itu bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Rasulullah menjawab, ‘Ibumu.’ Lelaki itu bertanya (lagi), ‘Kemudian siapa lagi?’ Lelaki itu menjawab, ‘Bapakmu.’.” (HR. Bukhari dan Muslim) Rasulullah SAW sangat menghormati kaum wanita, sebagaimana Islam juga menilai wanita sholehah sebagai perhiasan dunia yang paling indah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia ialah wanita yang solehah.” (HR Muslim)

Kosmetika muslimah sejati
Sudah menjadi fitrah manusia (wanita) untuk tampil dan dipandang ”cantik”. Kecantikan adalah sesuatu yang indah dipandang, meski mungkin penilaiannya sangatlah subyektif. Allah sendiri adalah Dzat yang Maha Indah dan menyukai keindahan / kecantikan. ”Allahu Jamal, wa yuhibbu jamil” (HR. Thabrani). Oleh karena itu, manusia sendiri harus berusaha meletakkan kecantikan pada dirinya. Islam sangat menekankan kecantikan yang lahir dari sifat-sifat yang baik, yang dibentuk meliputi segala aspek luar dan dalam. Aspek yang paling berharga bagi seorang muslimah sejati ialah kecantikan akhlak atau budi pekerti. Akhlak kepada Allah dan akhlak kepada sesama manusia. Sebagaimana setiap kita bercermin, kita dianjurkan untuk berdo’a : ”Alhamdulillah, Allohumma kama hassanta kholqi fahassin khuluqi”, yang artinya : ”Segala puji hanya bagi Allah, ya Allah, sebagaimana Kau jadikan bagusnya penciptaanku maka baguskanlah akhlak-ku”. Itulah untaian pengharapan kita, agar memiliki kecantikan luar dan dalam.

Menjadi seorang muslimah adalah sebuah nikmat yang hendaknya disyukuri agar berbuah kenikmatan yang lain. Salah satu caranya adalah dengan ”mempercantik diri dengan kosmetika muslimah sejati”. So, bagaimana kita bisa berhias dengan kosmetika muslimah sejati? Resep “kecantikan” seorang muslimah yang telah Allah sampaikan dalam Al Qur’an juga melalui sabda Rasulullah SAW, meliputi :
  • Menjadikan jilbab Islami sebagai hiasan “mahkota” indahnya
  • Menjadikan ghodul bashar (menundukkan pandangan) sebagai celak matanya
  • Menjadikan kalimat thoyyibah dan kesantunan berbicara sebagai lipstick-nya
  • Menjadikan rasa malu sebagai bedak wajahnya
  • Menjadikan air wudlu sebagai pembersih mukanya
  • Menjadikan gelang sedekah dan cincin ukhuwah Islamiyah sebagai hiasan tangannya
  • Menjadikan keikhlasan dan kesabaran sebagai pembersih hatinya
  • Menjadikan taqwa sebagai pakaiannya
  • Menjadikan akhlaqul karimah (akhlak yang mulia) sebagai selendangnya
  • Menjadikan Qur’an dan As Sunnah sebagai pegangan hidupnya
  • Menjadikan fikr dan dzikr (berfikir dan mengingat Allah) sebagai kesukaannya
  • Menjadikan ridla Allah sebagai tujuan hidupnya

    Dan mungkin masih banyak lagi “resep” yang bisa kita gali dengan terus mengkaji Al Qur’an dan As Sunnah.

    Demikianlah, semoga kita diberikan kemudahan untuk menjadi seorang muslimah yang “cantik” dengan kosmetika muslimah sejati dan semoga Allah senantiasa membimbing langkah kita menuju ridlo-Nya. Amin ya robbal ‘alamin. (Dirangkum dari berbagai sumber)
    Wallohu a’lam bish showab.

Friday, February 25, 2011

Daging Paprika/ Yakiniku

Oleh: Tamy Adie Purwo Disastro

Bahan:

- 500gr daging sapi (potong tipis-tipis)

- 1 bawang bombay (rajang memanjang)
- 1-2 siung bawang putih (rajang halus)
- 50ml kaldu ayam atau bisa juga pakai kaldu daging sapi
- 1 buah paprika, merah (potong memanjang
)
- 1 daun bawang
(potong 2cm)
- 1 sendok teh wijen
(buat taburan)
- 1-2 sendok makan minyak wijen
- Buah anggur segar 5 biji sebagai pengganti 1sdm anggur beras/mirin (bisa dilewati)
- 1 sendok makan kecap manis
- 2 sendok makan gula pasir
- 1/2 sendok teh garam
- 1 sendok makan tepung terigu
- 1 sendok teh lada hitam buat taburan

Cara memasak:
1. Panaskan wajan masukan 2 sendok minyak wijen buat menumis bawang bombai dan bawang putih yang sudah dirajang memanjang.

2. Tumis hingga harum dan kecoklatan, kemudian masukan daging yg sudah diiris tipis dan memanjang tumis hingga layu dan berubah warna kemudian masukan potongan buah anggur 5biji atau dilewati jika ngak suka.

3. Masukan kaldu ayam/ sapi tambahkan 1sdm kecap manis dan 2sdm gula pasir dan 1/2sdt garam aduk rata biarkan api kecil.

4. Siapkan 1sdm tepung dicampur 4sdm air, aduk rata dan tuang ke daging aduk rata kembali.

5. Masukan potongan paprika dan daun bawang bentar hingga agak layu angkat sisihkan

Hidangkan dengan taburan wijen dan lada hitam siap disantap dgn nasi putih hangat selamat mencoba.



Resep Onde-Onde

Oleh: Tamy Adie Purwo Disastro

Bahan Isi:


250 gr kacang hijau tanpa kulit, rendam berjam2
(aku merendamnya sekitar 4 jam)
air secukupnya
1/2 sdt garam
1/2 cup gula pasir
2 tetes vanilla essence atau 1/4 sdt vanilla bubuk

Bahan kulit
:


500 gr tepung beras ketan
75 gr tepung beras
250 gr gula pasir
3 tetes vanilla essence atau 1/2 sdt vanilla bubuk
1 sdt garam
air hangat sekitar 150 ml
250 gr wijen putih
minyak untuk menggoreng


Cara membuat


Isi:
1. Rebus kacang hijau sampai empuk dengan api kecil
2. Tambahkan gula sampai manisnya sesuai selera, dan vanilla essence, tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai empuk dan mengering, sisihkan

Kulit
:
1. Campur tepung beras ketan, tepung beras, garam, dan vanilla bubuk (kalau vanilla cair, masukan bersama air), aduk rata
2. Panaskan air dengan microwave atau dengan kompor tidak sampai mendidih
3. Tuang air sedikit demi sedikit ke campuran tepung, aduk rata sampai bisa dipulung, ga terlalu lembek ga terlalu kering juga. Hampir pecah2 kalau dibentuk namun tidak hancur.

Membuat onde onde
:
1. Ambil 2 sdm adonan tepung, pipihkan di tangan hingga membuat cekungan.
2. Isi dengan kacang, tutup sampai rapat
3. Gulingkan pada air dingin
4. Gulingkan pada wijen (tekan tekan sedikit), putar-putar dengan 2 telapak tangan sehingga bentuknya bulat
5. Panaskan minyak, kecilkan api, goreng onde onde sampai mengapung dan kekuningan
6. Angkat, tiriskan sampai dingin dan tidak saling menimpa. Enaknya dinikmati selagi hangat, ataupun kalau dingin
tidak lebih dari sehari.



Membuat Tempe

Oleh: Eka Risna Widayani

Bahan:

Kedelai, Ragi

Cara:

1. Kedelai dicuci bersih
2. Kedelai direbus kira-kira setengah jam
3. Direndam dalam air panas kurang lebih 12 jam
4. Kemudian direndam dengan air dingin kurang lbh 12 jam
5. Setelah 24 jam kedelai buang kulit arinya (digosok pakai tangan)
6. Setelah bersih dari kulit ari kedelai direbus lagi, sampai empuk
7. kedelai ditiriskan kemudian disangrai biar kedelai ce
pat kering

8. Setelah kering kedelai dicampur dengan ragi tempe
9. Dimasukkan dalam wadah plastik kemudian ditusuk2 dengan tusuk gigi or apa aja supaya ada sirkulasi udara untuk tumbuhnya jamur
10. Kedelai ditaruh ditempat hangat, kurang lebih 3 hari tempe sudah bisa dikonsumsi

Thursday, February 24, 2011

MAKANAN DALAM PANDANGAN ISLAM


oleh: Mira Suprayatmi



"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa-apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan...”QS Al Baqarah (2) : 168

Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali masalah makan. Oleh karena itu bagi kaum muslimin, makanan di samping berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan ruhani, iman, ibadah, identitas diri, bahkan dengan perilaku, demikian ujar K.H Didin Hafiduddin, MS dalam Seminar Pameran Produk Halal Indonesia di Bogor.

Dari ayat di atas, dapat disimak bahwa Allah memerintahkan manusia memakan apa saja di dunia ini yang telah diciptakan-Nya, yang halal dan baik (thayibah). Dalam Al Qur´an, terdapat beberapa ayat yang berisi perintah agar manusia berhati-hati dalam memilih makanan, dapat memisahkan mana yang halal (dibolehkan) dan mana yang haram (tidak diijinkan), cara memperoleh makanan itu dan hikmah makanan itu baik dari segi kesehatan jasmani maupun rohani, a,l seperti pada ayat-ayat : Q.S Al Baqarah (2) : 172-173, QS Al Maidah (5) : 3, QS Al Anàm (6) :121 dan 145, QS Al Araaf (7) : 31, QS An Nahl (16) : 114-115, QS Al Mu´minun (23) : 51.

Cukup banyak ayat-ayat Allah SWT yang memperingatkan kita akan halnya makanan, apakah manusia tidak cukup memperhatikannya? Padahal otot, tulang otak, paru-paru, hati, alat-alat pembuangan semua dibangun dari apa yang kita makan. Bila kita menghindari makanan-makanan yang tidak baik (junk food), maka akan dihasilkan tulang yang kokoh, otot yang kuat, pipa/saluran-saluran yang bersih, otak yang cemerlang, paru-paru dan hati yang bersih, dan jantung yang dapat memompa darah dengan baik. Manusia diperintahkan untuk selalu memperhatikan makanannya, seperti firman Allah "Maka seharusnya manusia memperhatikan makanannya" (QS Abasa (80) : 24). Mengapa? Karena manusia yang ingin sehat jasmani dan rohaninya, perlu memperhatikan faktor penunjangnya, yang salah satunya adalah dari makanan dan pola makanan yang diterapkan.

Bagi seorang muslim makan dan makanan bukan sekedar penghilang lapar saja atau sekedar terasa enak di lidah. Akan tetapi lebih jauh dari itu, makanan mampu menjadikan tubuhnya sehat jasmani dan rohani sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai "khalifah fil Ardhi". Rasulullah SAW pernah bersabda dalam suatu hadistnya:

”Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba, sehingga ia ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan, hartanya darimana ia peroleh dan kemana ia habiskan, dan badannya untuk apa ia gunakan.” (HR.Tirmidzi).

Tubuh manusia bisa diumpamakan seperti mesin yang sangat rumit dan tidak ada tandingannya. Seperti halnya mesin yang memiliki berbagai komponen, maka agar mesin itu dapat selalu berjalan dengan mulus perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain perlu dipelihara dan dijaga kebersihannya, diberi waktu beristirahat, dan digunakan dengan hati-hatis esuai fungsinya. Demikian pula tubuh manusia, yang memiliki mekanisme yang sangat rumit itu dan salah satu cara pemeliharaan tubuh itu dengan makanan. Dan tentu saja jika fungsi tersebut ada yang salah , misalnya tubuh terserang penyakit, maka manusia harus mengoreksi dirinya tentu ada sesuatu yang salah dalam segi perawatan dan pemeliharaannya. Karena Allah tak akan menghadirkan bencana disebabkan ulah manusia itu sendiri, seperti dalam firmanNya

"Apa saja ni'mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu adalah dari (kesalahan) dirimu sendiri." (QS.An Nissa (4) : 79).

Begitu banyak hasil penelitian para ahli yang menyatakan kesalahan dalam makanan dapat mengganggu beberapa kerja tubuh, hingga akhirnya baik langsung maupun tidak langsung , dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan berbagai penyakit, seperti : penyakit kronis pada jantung, paru-paru, darah tinggi (hypertenssion), diabetes, penyakit lambung dan usus (peptic ulcer disease), kegemukan (obesity), depresi, tumor, kanker, dsb. Mengapa itu terjadi dari makanan? Mungkin manusia terlalu banyak makan, terlalu banyak garam, terlalu banyak gula, terlalu banyak lemak dan kolesterol, terlalu banyak bahan makanan tambahan (food additive), alkohol, merokok, dsb. Padahal semua yang berlebihan itu tidak disukai Allah SWT, seperti dalam firman-Nya:

"....,makan minumlah dan jangan berlebih-lebihan (melampaui batas yang dibutuhkan tubuh dan batas-batas yang dihalalkan)". Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" (QS Al Araaf (7) : 31)

Makanan yang Halal dan Haram


Makanan yang halal, yaitu makanan yang diijinkan bagi seorang muslim untuk memakannya. Islam menghalalkan sesuatu yang baik-baik. Makanan yang haram adalah terlarang seorang muslim untuk memakannya. Banyak pendapat yang menterjemahkan makanan "halal" tersebut. Akan tetapi pada umumnya dapat dikatakan makanan tersebut halal bila:
  • Tidak berbahaya atau mempengaruhi fungsi tubuh dan mental yang normal.
  • Bebas dari "najis (filth)" dan produk tersebut bukan berasal dari bangkai dan binatang yang mati karena tidak disembelih atau diburu.• Bebas dari bahan-bahan yang berasal dari babi dan beberapa binatang lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim, kecuali dalam keadaan terpaksa.
  • Diperoleh sesuai dengan yang sudah ditentukan dalam Islam

Najis (Filth) dalam hal di atas, didefinisikan dalam 3 golongan:
  1. Bersih dari sesuatu yang diperuntukkan untuk upacara-upacara/berhala;
  2. Yang dapat ditoleransi karena sulit untuk menghindarinya seperti darah dari nyamuk, dan insekta lainnya;
  3. yang tak dapat ditoleransi seperti minuman yang memabukkan dan beracun serta bangkai.

Sebaliknya, makanan tersebut haram bila:
  • Berbahaya dan berpengaruh negativ pada fisik dan mental manusia
  • Mengandung najis (filth) atau produk berasal dari bangkai, babi dan binatang lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim
  • Berasal dari binatang yang diijinkan, tetapi tidak disembelih dengan aturan yang telah ditetapkan (secara islam) dan tidak dilakukan sepatutnya.
Dalam Al Qur´an telah ditegaskan, apa-apa saja makanan yang haram tersebut, seperti dalam surat Al Baqarah (2) :173, Al Anám (6) :145, An Nahl (16) :115 dan lebih diperinci lagi pada surat Al Maidah (5) : 3.

"Telah diharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih atas nama selain Allah, yang (mati) dipukul, yang (mati) karena jatuh dari atas, yang (mati) karena ditanduk, yang (mati) karena dimakan binatang buas kecuali yang sempat kamu sembelih dan yang disembelih untuk berhala....".

Alkohol/Arak (Al Khamr)

Ayat-ayat Al Qur´an yang mengharamkan khmar, antara lain dalam QS Al Baqarah (2) : 219 dan QS Al Maidah (5) : 90-91.Ketika Nabi Muhammad SAW pertamakali menyampaikan larangan khamr, beliau tidak memandangnya dari segi bahan yang dipakai untuk membuatnya tetapi dari segi pengaruh yang ditimbulkan, yaitu "memabukkan". Dan memang suatu kenyataan pengaruh khamr itu tidak saja pada tubuh manusia, juga mampu mengubah jalan fikiran manusia. Apa yang dapat diharapkan dari orang yang tak mampu mengambil keputusan yang benar, tak mampu menjaga tubuhnya dari hal yang salah dan memalukan, tak mampu menjaga kualitas kemanusiaannya.

Dan Islam selalu mengambil jalan pencegahan, dilaranglah khamr dalam bentuk apapun dalam jumlah bagaimanapun, seperti beberapa hadist :

Bersabda nabi Muhammad SAW :
" Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr adalah haram." (HR Muslim)•
"Apa saja yang memabukkan dalam jumlah banyak, maka sedikitpun adalah haram.” (HR Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
"Khamr adalah sumber dari segala kejahatan." (HR Bukhari)
"Rasulullah SAW melaknat tentang khamr, 10 golongan : (1) yang memerasnya, (2) yang meminta diperaskan, (3) yang meminumnya, (4) yang membawanya, (5) yang minta diantari, (6) yang menuangkan, (7) yang menjualnya, (8) yang makan harganya, (9) yang membelinya, dan (10) yang minta dibelikan.”

Hasil penelitian para pakar kesehatan, hampir semua menyatakan alkohol dapat mempengaruhi kerja tubuh dan otak, serta mampu mengubah tingkah laku seseorang ke arah negatif. Hingga jika sudah menjadi suatu ketagihan yang akut, sistem hormon manusia (terutama pancreatic endocrine system) menjadi terhambat, fungsi hati pun menjadi terganggu. Selain itu juga mempengaruhi hormon kesuburan dan bayi yang dilahirkannya. Alkohol pun dapat menghambat sistim kerja syaraf pusat, sehingga hilang kesadarannya, bahkan dalam kasus yang lebih akut, mampu menjadikan seseorang dalam keadaan koma, akhirnya binasa, padahal Allah SWT sudah memperingatkan manusia dalam firmanNya :

"...., dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan"(QS Al Baqarah (2) :195)

Ada satu segi yang oleh sementara orang ditanyakan, yaitu : tentang arak yang dipakai untuk berobat.
Dalam hal ini Rasulullah SAW pernah menjawabnya :
"Dilarang! Kata laki-laki itu kemudian "Innama nashnauha liddawa” (yg artinya, kami hanya pakai untuk berobat). Maka jawab Nabi SAW selanjutnya "Innahu laysa bidawaain wa laakinnahu daaun” (yg artinya, arak itu bukan obat, tetapi penyakit) “ (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi).

Dan Sabdanya pula :
"Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat dan menjadikan untuk kamu bahwa tiap penyakit itu ada obatnya, oleh karena itu berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram" (HR Abu Dawud).

Di samping itu, Ibnu Qayim memperingatkan pula, jika ditinjau dari kejiwaan "bahwa syarat sembuh dari penyakit haruslah berobat yang diterima akal dan yakin akan manfaat obat itu serta adanya berkah kesembuhan yang dibuat Allah".

Produk yang Meragukan / Sybhat/Mashbooh

Ada suatu perbedaan antara produk-produk beralkohol dan produk-produk yang berasal dari binatang yang diharamkan. Pada produk-produk dari binatang itu banyak hal yang tidak detail dijelaskan asalnya, dan hal ini menimbulkan keraguan. Hal ini terutama bagi mereka yang hidup dimana terbukanya pengaruh-pengaruh internasional (lingkungan kosmopolit), sehingga dari mana produk itu berasal tidaklah jelas. Dan bagi seorang muslim perlu mempunyai sikap wara’ (hati-hati) agar tidak jatuh ke daerah yang haram.

Seperti sabda Rasulullah SAW :

"Yang halal sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas dan diantaranya ada beberapa perkara yang belum jelas (syubhat), banyak orang yang tidak tahu : apakah ia masuk bagian yang halal atau haram? Maka barangsiapa menjauhinya karena ingin membersihkan agama dan kehormatannya maka ia selamat; dan barangsiapa mengerjakan sedikitpun daripadanya hampir-hampir ia akan jatuh ke dalam haram, sebagaimana orang yang menggembala kambing di sekitar daerah terlarang, dia hampir-hampir akan jatuh kepadanya. Ingatlah! Bahwa tiap-tiap raja mempunyai daerah larangan, ingat pula bahwa larangan Allah itu adalah semua yang diharamkan" (HR Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

Jelasnya Islam mempersempit daerah haram dan memperlebar daerah halal, akan tetapi dalam mengambil suatu keputusan harus yakin bahwa itu masih dalam daerah yang diijinkan menurut syara’. Di samping itu, Islam memberikan perkenan untuk memakan yang haram dalam keadaan terpaksa atau "darurah", walaupun demikian dalam syariat Islam kalau sampai terjadi keadaan darurah, ada hukumnya sendiri.

"…Barangsiapa terpaksa bukan karena menginginkan dan tidak melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhan-mu Maha Pengampun, Maha Pengasih" (QS Al An’am (6) : 145)

Islam melarang sesuatu tentu karena ada sebab dan hikmahnya, dan merupakan suatu cobaan bagi umatnya, apakah akan mengikuti atau melanggarnya. Dibalik semua itu Allah tidak akan memberatkan suatu kaum dengan larangan-larangan-Nya, seperti firman-Nya :


'Allah tidak ingin menyulitkanmu, tetapi Dia berkehendak untuk membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu ,supaya kamu bersyukur (QS Al Maidah (5) :6)

Wallahu'alam bishawab,