Thursday, December 1, 2011

Mbak Tamy dan Nasi Tumpeng


Mbak Tamy, panggilan akrab wanita bernama lengkap Prapti Utami, akhir-akhir ini selalu dikaitkan dengan “Tumpeng”. Ada apa gerangan? Oo…ternyata beberapa waktu yang lalu dia baru saja meluncurkan buku perdananya yang berjudul “Nasi Tumpeng in 10 Recepten”. Subhanalloh…hebat ya muslimah yang satu ini.

Jatuh cinta pada “dunia masak-memasak”

Wanita yang lahir di Sleman ini “hijrah” ke Belgia sejak tahun 2000. Meski tinggal di Belgia, selera makannya tetap selera nusantara. Keinginannya untuk tetap mengkonsumsi masakan Indonesia meski tinggal di sini inilah yang akhirnya menuntutnya untuk belajar, mencoba dan mempraktekkan resep-resep masakan yang ada. Hal ini kemudian menjadi hobi dan berlanjut sampai sekarang.

Beberapa tahun belakangan, ibu dari Yoga (10 th) dan Bella (5 th) ini mulai suka dunia fotografi, dimana obyek yang paling mudah dijeprat-jepret adalah benda mati, seperti makanan. Dari situlah dia sering mencoba masak untuk sekedar diambil gambarnya, setelah itu di-share lewat blog, multiply, flicker, dan sekarang FB. Dari situ, banyak teman-temannya yang tahu dan akhirnya memesan aneka makanan padanya. Beberapa foto dan resep kue/masakannya juga ada di detikfood.com dan di blog muslimah Indo belgia. Dengan apa yang telah dilakukannya, dia tidak khawatir pesanannya berkurang karena rejeki kita telah diatur oleh Allah yg Maha Membagi Rejeki.

Hal lain yang melatar-belakangi mbak Tamy mengirimkan resep-resepnya ke situs yang menyajikan berbagai tulisan tentang makanan dan sekaligus komunitas pecinta kuliner ini, adalah selain ingin berbagi ilmu, juga ingin menambah pengalaman dan mencari komunitas sesama pecinta kuliner Indonesia.

Awal Penulisan Buku Resep

Alhamdulillah, mungkin inilah berkah yang dia terima dengan “berbagi” resep. Salah seorang temannya yang juga tinggal di Belgia, menawarkan kerjasama untuk membuat buku resep pada Mbak Tamy, setelah melihat resepnya yang masuk ke detikfood. Temannya dan suaminya, yang berkewarganegaraan Belgia, bekerja di sebuah perusahaan penerbitan yang berkantor di Ghent, Belgia. Alhamdulillah, bak gayung bersambut, Mbak Tamy, yang memang suka menulis resep, merasa sangat tertantang sehingga langsung menyetujui tawaran ini.

Meski sudah beberapa kali menulis resep dan meng-upload-nya di blog pribadi maupun mengirimkan ke situs lain, tetap saja ia masih menghadapi kendala di awal penulisan buku resep ini. Di awal pengerjaan proyek penulisan ini, ada hal-hal yang membuatnya maju mundur. Biasalah...ketika kita akan berbuat kebaikan, pasti ada hal-hal yang menguatkan dan melemahkan. Alhamdulillah, di saat seperti inilah salah seorang sahabatnya yang memberikan dukungan terhadapnya dengan selalu berkata, “Tamy, kamu pasti bisa”. Hal inilah yang membuatnya kembali bersemangat, apalagi suami dan anak-anaknya juga memberi dukungan penuh.

Kesulitan lain yang juga ia hadapi adalah dalam pengambilan gambar (foto makanan). Beberapa fotonya banyak yang gagal saat dicetak. Resep-resep yang dibukukannya ini juga harus melalui test food. Untuk apa? Karena pemasaran buku ini di luar negeri, jadi bahan dan bumbu yang digunakan dibuat sesederhana mungkin dengan tanpa mengurangi rasa dan ciri khasnya, meski ada sedikit penyesuaian dengan lidah orang di sini. Hal ini jugalah yang pada akhirnya menjadi kelebihan buku ini dibandingkan dengan buku resep yang lain.

Proses penulisan buku ini ternyata cukup simple. Mbak Tamy hanya menuliskan resep-resepnya (dalam bahasa Indonesia) dan menyediakan foto-fotonya. Proses penerjemahan (ke dalam bahasa Belanda), desain dan editing, sampai mencetak menjadi tugas dari penerbit.


Buku “Nasi Tumpeng in 10 Recepten

Alhamdulillah, buku ini telah di-launching tgl 30 Oktober 2011 dalam sebuah acara Boekenbeurs 2011 di Antwerpen. Pengunjung yang hadir saat itu memberikan respon yang cukup baik dan antusias untuk menikmati “Tumpeng” nasi kuningnya. Selanjutnya, jika ingin memiliki buku ini, bisa menghubungi langsung Mbak Tamy atau penerbitnya.

Dengan terbitnya buku resep ini, Mbak Tamy berharap ia dapat ikut berpartisipasi dalam memperkenalkan masakan Indonesia di Belgia khususnya. Bagi dia sendiri, banyak keuntungan yang telah ia dapatkan. Di antaranya adalah semakin terbukanya pintu rizkinya (pesanan meningkat dan pelanggan bertambah) dan semakin tumbuh rasa percaya dirinya untuk terus berkarya.Bahkan saat ini, Mbak Tamy juga sedang menyiapkan buku keduanya tentang aneka jajanan Indonesia. Semoga sukses ya...

Semoga Mbak Tamy tetap rendah hati dengan kesuksesan yang telah diraihnya, tetap bersemangat untuk terus berkarya, dan semoga semakin mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan. Semoga kisah Mbak Tamy ini bisa menginspirasi kita para muslimah, untuk terus berkarya di bidang kita masing-masing. (ER)