Sunday, December 23, 2012

Sedekah dan Keikhlasan (bagian 2)

sumber gambar : http://bloggers.com/post/haruskah-memberi-sedekah-7155179


lanjutan...



Apakah non muslim juga boleh menerima sedekah?

Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allahlah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan A llah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya.
(QS. Al Baqarah : 272)

Dalam ayat ini Allah swt. memberikan bimbingan kepada kita supaya tidak keberatan untuk memberikan pula sedekah itu kepada fakir miskin yang bukan muslim. Janganlah enggan bersedekah kepada mereka hanya dengan alasan bahwa mereka belum beriman kepada Agama Allah. Sebab, petunjuk untuk beriman itu datangnya dari Allah, sedang rasa-rasa belas kasih menghendaki agar orang-orang yang memerlukan pertolongan harus diberi tanpa memandang apakah ia beragama Islam atau bukan.

Apakah keutamaan Sedekah?

Dalam beberapa hadits, Rasulullah SAW banyak menjelaskan tentang keajaiban Sedekah, di antaranya adalah :

1. Sedekah bisa melepaskan pelakunya dari bencana.
        Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya sedekah dapat menolak 70 pintu bencana."

2. Sedekah merupakan obat penyakit pada tubuh.
         Rasulullah SAW bersabda, "Obatilah penyakitmu dengan bersedekah."

3. Sedekah sebagai benteng buat diri kita.
         Rasulullah SAW bersabda, "Bentengilah harta bendamu dengan sedekah."

4. Sedekah sebagai pemadam kemurkaan Allah SWT.
          Rasulullah SAW bersabda, "Sedekah dapat menutup kemurkaan Allah."

5. Sedekah bisa menambah keakraban sesama muslim.
          Rasulullah SAW bersabda,"Sedekah adalah hadiah. Maka, berikanlah hadiah kepada teman pergaulanmu dan berkasih sayanglah kalian dengan saling memberi sedekah."

6. Sedekah dapat menambah umur.
          "Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah dapat menolak musibah serta dapat menambah keberkahan umur."

7. Sedekah mampu menanamkan rasa belas kasihan dalam hati.
          Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa mendapatkan kesedihan hati, maka berikanlah sedekah."

8. Sedekah sebagai syafaat kelak di akhirat.
          Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya yang akan menaungi orang mukmin pada hari kiamat kelak adalah sedekah."

9. Sedekah menuai pahala yang termat besar.
          Dalam sebuah atsar disebutkan, "Barang siapa bersedekah dengan sebiji tamar, kelak di hari kiamat dia akan mendapat pahala sebesar gunung yang berada di atas timbangan amalnya."

10. Sedekah sebagai wasilah menambah rezeki.
          Rasululah SAW bersabda, "Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, bahkan akan bertambah, akan bertambah, dan akan bertambah."

Apa yang dapat membatalkan keutamaan sedekah?
 
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(Q S. 2:264)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
“ Ada tiga golongan, yang tidak akan Allah ajak bicara pada hari kiamat, tidak akan Allah lihat, dan tidak akan Allah sucikan, serta baginya adzab yang pedih. Rasulullah mengulang sebanyak tiga kali. Abu Dzar bertanya : Siapa mereka wahai Rasulullah? Sabda beliau : Al musbil (lelaki yang menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki), al mannaan (orang yang suka menyebut-nyebut sedekah/pemberian), dan pedagang yang bersumpah dengan sumpah palsu” (H.R. Muslim:106)

Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.(Q S. 2:266)

Dalam ayat ini Allah swt. memberikan perumpamaan pula bagi orang yang menafkahkan hartanya bukan karena mengharapkan ridla Allah melainkan karena riya, atau sedekahnya disertai dengan ucapan-ucapan yang melukai perasaan, atau ia suka menyebut-nyebut sedekah yang telah diberikannya. Orang ini diumpamakan sebagai seseorang yang mempunyai sebidang kebun yang berisi bermacam-macam tumbuhan, dan kebun itu mendapatkan air yang cukup dari sungai yang mengalir sehingga kebun itu menghasilkan buah-buah yang banyak. Dan orang tersebut sudah lanjut usianya, dan mempunyai anak-anak dan cucu-cucu yang masih kecil-kecil yang belum dapat mencari rezeki sendiri. Dengan demikian, orang itu dan anak-cucunya sangat memerlukan hasil kebun itu. Tapi tiba-tiba datanglah angin samum yang panas, sehingga pohon-pohon dan tanaman-tanaman menjadi rusak tidak mendatangkan hasil apa pun padahal ia sangat mengharapkannya.

Demikianlah keadaan orang yang menafkahkan hartanya bukan karena Allah. Ia mengira akan mendapatkan pahala dari sedekah dan infaknya. Akan tetapi yang sebenarnya bukanlah demikian. Pahalanya akan hilang lenyap karena niatnya yang tidak ikhlas. Dia berinfak hanya karena riya, mengikuti bisikan setan, bukan karena mengharapkan ridla Allah swt.

Apa yang boleh disedekahkan?

Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa A llah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(Q S. Al Baqarah:267)
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa barang yang dinafkahkan seseorang haruslah miliknya yang baik, yang disenanginya, bukan barang yang buruk yang dia sendiri tidak menyukainya baik berwujud makanan, buah buahan atau barang-barang maupun binatang ternak dan sebagainya.


Dalam ayat yang lain Allah telah berfirman yang artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Q.S Ali Imran: 92)
Riwayat yang menerangkan sebab turunnya ayat ini menyebutkan bahwa ketika ada sebagian dari kaum Muslimin yang suka bersedekah dengan buah kurma yang jelek-jelek yang tak termakan oleh mereka sendiri. Maka turunlah ayat ini untuk melarang perbuatan itu.
Riwayat lain menyebutkan bahwa ada seorang lelaki memetik buah kurmanya, kemudian dipisahkannya yang baik baik dari yang buruk-buruk. Ketika datang orang yang meminta sedekah diberikannyalah yang buruk itu. Maka ayat ini turun mencela perbuatan itu.

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.(Q S. 2:268)

Shadaqoh dan Keikhlasan

Ikhlas artinya memurnikan tujuan bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dari hal-hal yang dapat mengotorinya. Dalam arti lain, ikhlas adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan. Atau mengabaikan pandangan makhluk dengan cara selalu berkonsentrasi kepada Al Khaaliq.(Tazkiyatun Nufuus wa Tarbiyatuha Kama Yuqarrirruhu).
Ikhlas itu indikatornya :
1.      Jika dipuji, ia tidak bangga
2.      Jika dicaci, ia tidak marah atau merasa terhina
Ketika kita nyumbang masjid 10 juta, lalu oleh panitia nama kita disebut dan kemudian orang2 bilang, “Wah Haji Lutvi (aamiin) nyumbang 10 juta, hebat bener”, dan kemudian kita jadi berbangga diri walau tidak dinampakkan, saat itulah kita jatuh pada ketidak-ikhlasan.
Atau misalnya, kita biasa nih nyumbang panti asuhan sembunyi2, transfer gitu aja nggak konfirmasi tiap bulan 1juta. Lalu ada temen datang dan ceramah, “Ente tuh udah kaya, kok nggak pernah sedekah sih. Hati2, harta ente nanti jadi gak berkah Ji”. Jika saat itu kita ngomel walau di dalam hati alias tersinggung, maka rontoklah sedekah kita tiap bulan.
Mereka yang ibadah ikhlas karena Allah nggak akan bangga dengan pujian dan nggak akan marah atau hina.

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
(QS. An Nisaa : 114)

Kesimpulannya adalah jika kita ingin bersedekah, maka hendaknya kita menjaga keteguhan ‘niat’ dan keikhlasan hati’ kita, karena itu adalah dua hal utama yang dapat menjaga keutuhan ‘keutamaan’ sedekah kita.

Referensi :

  • Tafsir AlQuran : Al Baqarah. www.users6.nofeehost.com/alquranonline/AlQuran_Tanda_Bagi_Yg_BerAKAL
  • Waspadailah Penghapus Pahala Sedekah. www.muslim.or.id
  • Perbedaan Zakat Infaq dan Sedekah : http://www.eramuslim.com/

Sedekah dan Keikhlasan (bagian 1)

Oleh : Dwi Puspa Indriani

sumber gambar : http://bloggers.com/post/haruskah-memberi-sedekah-7155179


Alkisah ada seorang pemuda yang ingin bersedekah. Ia menabung selama setahun dan kemudian di suatu malam ia berikan hasil tabungannyanya itu pada seseorang yang tidak dikenalnya. Keesokan harinya ia baru tahu bahwa orang yang ia beri ternyata seorang pelacur. Hatinya agak menyesal karena merasa « salah » orang. 
Kemudian dia berikhtiar untuk manabung lagi. Setelah terkumpul, ia berikan pada seorang laki-laki yang (menurutnya) miskin karena tampilannya yang lusuh. Keesokan harinya ia baru tahu bahwa ternyata lelaki itu adalah seorang pencuri. Kembali ia bersedih karena salah orang (lagi).
Tak menyerah, ia pun kembali menabung dan bersedekah. Kali ini ia bersedekah pada seorang kakek yang (menurutnya) lemah. Lagi-lagi ia harus kecewa, karena ternyata kakek itu adalah seorang yang kaya dan terkenal kekikirannya. Akhirnya ia pun menyerah, ia serahkan semuanya pada Allah. Singkat cerita, beberapa puluh tahun kemudian ia baru tahu bahwa Allah menyimpan hikmah yang luar biasa di balik sedekah (yang menurutnya) salah sasaran. Orang-orang yang menerima sedekahnya telah mendapat hidayah. Si pelacur itu insaf, bahkan anak-anaknya mengelola sebuah ponpes besar. Si pencuri itu akhirnya pun insaf dan menjadi seorang waliyullah. Dan si kakek itu pun mendermakan hartanya.
Subhanalloh… betapa Allah berkuasa untuk memberikan balasan terbaik atas sebuah keikhlasan.
Baca cerita selengkapnya di sini : http://wongirengmanis.blogspot.be/2012/02/dahsyatnya-sedekah-dengan-ikhlas.html

Setidaknya ada dua hal utama yang terkandung dalam cerita ini yaitu ‘ sedekah dan keikhlasan’.


Apakah bersedekah dianjurkan dalam Islam?

‘ Sedekah’ sangat dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasulullah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang muslim. Sebagaimana tercantum dalam beberapa ayat Al Qur’an :

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), MAKA ALLAH MELIPAT-GANDAKAN PEMBAYARAN KEPADANYA DENGAN LIPAT GANDA YANG BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.(QS. Al Baqarah : 245)

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: Seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(Q S. Al Baqarah : 261)

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(QS. Al Baqarah : 274).


Apakah definisi dan perbedaan antara zakat, infaq dan sedekah?

Kata-kata zakat, infaq dan sedekah adalah kosa kata yang tidak asing terdengar di telinga kita bahkan sering diucapkan yang kadang ada diantara kita tanpa disadari apakah kata-kata tersebut telah tepat penempatannya? Mari kita coba uraikan…
Dirujuk dari penjelasan sebagian besar ulama, definisi zakat, infaq dan sedekah adalah sebagai berikut;
a) Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi, misalnya menyingkirkan rintangan di jalan, menuntun orang yang buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis kepada saudaranya, menyalurkan syahwatnya pada istri, dsb. Dan shadaqoh adalah ungkapan kejujuran (shiddiq) iman seseorang.
Dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta, maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-istri, atau melakukan kegiatan amar ma’ruf nahi munkar adalah bernilai sedekah. Dalam hadist ini, Rasulullah memberi jawaban kepada orang-orang miskin yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak bershadaqah dengan hartanya, beliau bersabda: "Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid shadaqah, setiap amar ma’ruf adalah shadaqah, nahi munkar shadaqah dan menyalurkan syahwatnya kepada istri shadaqah". (HR. Muslim)
b) Zakat secara bahasa (lughat), berarti : tumbuh; berkembang dan berkah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 10). Seorang yang membayar zakat karena keimanannya niscaya akan memperoleh kebaikan yang banyak. Allah SWT berfirman : "Pungutlah zakat dari sebagian kekayaan mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.". (QS : At-Taubah : 103). Sedangkan menurut terminologi syari’ah (istilah syara’) zakat berarti kewajiban atas harta atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu dalam waktu tertentu.
Zakat juga berarti derma yang telah ditetapkan jenis, jumlah, dan waktu suatu kekayaan atau harta yang wajib diserahkan; dan pendayagunaannya pun ditentukan pula, yaitu dari umat Islam untuk umat Islam. Atau Zakat adalah nama dari sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu (nishab) yang diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula (QS. 9:103 dan QS. 30:39).
c) Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam. Jika zakat ada nishabnya, infaq tidak mengenal nishab. Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit (QS. 3:134). Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf), maka infaq boleh diberikan kepada siapapun. Misalnya, untuk kedua orang tua, anak-yatim, dan sebagainya (QS. 2:215).
Infaq adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang, setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah yang yang sebaiknya diserahkan.
Terkait dengan infaq ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim ada malaikat yang senantiasa berdo’a setiap pagi dan sore : "Ya Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang lain : "Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran". (HR. Bukhori)
Dari definisi tersebut, kita dapat melihat persamaan dan perbedaan dari zakat, infaq dan sedekah.


Zakat
Infaq
Sedekah
Persamaan :



Adalah sesuatu (yang baik) yang dikeluarkan
Ya
Ya
Ya
Bertujuan untuk mengharap ridla Allah SWT
Ya
Ya
Ya
Perbedaan :



Hukum dasarnya
Wajib
Sunnah
Sunnah
Ditentukan nisab/batasan jumlah harta dan besarnya jumlah yang dikeluarkan
Ya
Tidak
Tidak
Ditentukan siapa saja yang berhak menerimanya
Ya
Tidak
Tidak
Sifatnya
Materiil
Materiil
Materiil dan non Materiil


Apakah hukum bersedekah?

1.      Sunnah , para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika tidak dilakukan.
2.     Haram, jika dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan.
3.    Wajib, yaitu ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga. Hal ini berdosa jika ditinggalkan.

berlanjut ke bagian kedua...