sumber gambar : http://bloggers.com/post/haruskah-memberi-sedekah-7155179
lanjutan...
Apakah
non muslim juga boleh menerima sedekah?
Bukanlah kewajibanmu
menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allahlah yang memberi petunjuk
(memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang
kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan
janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan A llah.
Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi
pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya.
(QS. Al Baqarah : 272)
Dalam ayat ini Allah swt. memberikan bimbingan kepada kita
supaya tidak keberatan untuk memberikan pula sedekah itu kepada fakir miskin
yang bukan muslim. Janganlah enggan bersedekah kepada mereka hanya dengan
alasan bahwa mereka belum beriman kepada Agama Allah. Sebab, petunjuk untuk
beriman itu datangnya dari Allah, sedang rasa-rasa belas kasih menghendaki agar
orang-orang yang memerlukan pertolongan harus diberi tanpa memandang apakah ia
beragama Islam atau bukan.
Apakah
keutamaan Sedekah?
Dalam beberapa
hadits, Rasulullah SAW banyak menjelaskan tentang keajaiban Sedekah, di antaranya
adalah :
1. Sedekah bisa
melepaskan pelakunya dari bencana.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya
sedekah dapat menolak 70 pintu bencana."
2. Sedekah
merupakan obat penyakit pada tubuh.
Rasulullah SAW bersabda, "Obatilah
penyakitmu dengan bersedekah."
3. Sedekah
sebagai benteng buat diri kita.
Rasulullah SAW bersabda, "Bentengilah
harta bendamu dengan sedekah."
4. Sedekah
sebagai pemadam kemurkaan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, "Sedekah
dapat menutup kemurkaan Allah."
5. Sedekah bisa
menambah keakraban sesama muslim.
Rasulullah SAW bersabda,"Sedekah
adalah hadiah. Maka, berikanlah hadiah kepada teman pergaulanmu dan berkasih
sayanglah kalian dengan saling memberi sedekah."
6. Sedekah dapat
menambah umur.
"Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah
dapat menolak musibah serta dapat menambah keberkahan umur."
7. Sedekah mampu
menanamkan rasa belas kasihan dalam hati.
Rasulullah SAW bersabda, "Barang
siapa mendapatkan kesedihan hati, maka berikanlah sedekah."
8. Sedekah
sebagai syafaat kelak di akhirat.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya
yang akan menaungi orang mukmin pada hari kiamat kelak adalah sedekah."
9. Sedekah
menuai pahala yang termat besar.
Dalam sebuah atsar disebutkan, "Barang
siapa bersedekah dengan sebiji tamar, kelak di hari kiamat dia akan mendapat pahala
sebesar gunung yang berada di atas timbangan amalnya."
10. Sedekah
sebagai wasilah menambah rezeki.
Rasululah SAW bersabda, "Tidak
akan berkurang harta yang disedekahkan, bahkan akan bertambah, akan bertambah,
dan akan bertambah."
Apa yang dapat membatalkan
keutamaan sedekah?
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),
seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia
tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti
batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat,
lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun
dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir.(Q S. 2:264)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda :
“ Ada tiga golongan, yang tidak akan Allah ajak
bicara pada hari kiamat, tidak akan Allah lihat, dan tidak akan Allah sucikan, serta
baginya adzab yang pedih. Rasulullah mengulang sebanyak tiga kali. Abu Dzar
bertanya : Siapa mereka wahai Rasulullah? Sabda beliau : Al musbil (lelaki yang
menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki), al mannaan (orang yang suka
menyebut-nyebut sedekah/pemberian), dan pedagang yang bersumpah dengan sumpah
palsu” (H.R. Muslim:106)
Apakah ada salah seorang di antaramu
yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian
datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih
kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu
terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya
kamu memikirkannya.(Q S. 2:266)
Dalam
ayat ini Allah swt. memberikan perumpamaan pula bagi orang yang menafkahkan
hartanya bukan karena mengharapkan ridla
Allah melainkan karena riya, atau sedekahnya disertai dengan ucapan-ucapan yang
melukai perasaan, atau ia suka menyebut-nyebut sedekah yang telah diberikannya.
Orang ini diumpamakan sebagai seseorang yang mempunyai sebidang kebun yang
berisi bermacam-macam tumbuhan, dan kebun itu mendapatkan air yang cukup dari
sungai yang mengalir sehingga kebun itu menghasilkan buah-buah yang banyak. Dan
orang tersebut sudah lanjut usianya, dan mempunyai anak-anak dan cucu-cucu yang
masih kecil-kecil yang belum dapat mencari rezeki sendiri. Dengan demikian,
orang itu dan anak-cucunya sangat memerlukan hasil kebun itu. Tapi tiba-tiba
datanglah angin samum yang panas, sehingga pohon-pohon dan tanaman-tanaman menjadi
rusak tidak mendatangkan hasil apa pun padahal ia sangat mengharapkannya.
Demikianlah
keadaan orang yang menafkahkan hartanya bukan karena Allah. Ia mengira akan
mendapatkan pahala dari sedekah dan infaknya. Akan tetapi yang sebenarnya
bukanlah demikian. Pahalanya
akan hilang lenyap karena niatnya yang tidak ikhlas.
Dia berinfak hanya karena riya, mengikuti bisikan setan, bukan karena mengharapkan
ridla Allah swt.
Apa yang boleh disedekahkan?
Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah,
bahwa A llah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(Q S. Al Baqarah:267)
Dalam
ayat ini, Allah menjelaskan bahwa barang
yang dinafkahkan seseorang haruslah miliknya yang baik, yang disenanginya, bukan
barang yang buruk yang dia sendiri tidak menyukainya baik berwujud makanan,
buah buahan atau barang-barang maupun binatang ternak dan sebagainya.
Dalam ayat yang lain
Allah telah berfirman yang artinya: Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Q.S Ali Imran: 92)
Riwayat
yang menerangkan sebab turunnya ayat ini menyebutkan bahwa ketika ada sebagian
dari kaum Muslimin yang suka bersedekah dengan buah kurma yang jelek-jelek yang
tak termakan oleh mereka sendiri. Maka turunlah ayat ini untuk melarang
perbuatan itu.
Riwayat
lain menyebutkan bahwa ada seorang lelaki memetik buah kurmanya, kemudian
dipisahkannya yang baik baik dari yang buruk-buruk. Ketika datang orang yang
meminta sedekah diberikannyalah yang buruk itu. Maka ayat ini turun mencela
perbuatan itu.
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.(Q S. 2:268)
Shadaqoh dan Keikhlasan
Ikhlas artinya memurnikan tujuan bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah
dari hal-hal yang dapat mengotorinya. Dalam arti lain, ikhlas adalah menjadikan
Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan. Atau
mengabaikan pandangan makhluk dengan cara selalu berkonsentrasi kepada Al
Khaaliq.(Tazkiyatun Nufuus wa Tarbiyatuha Kama Yuqarrirruhu).
Ikhlas itu indikatornya :
1.
Jika
dipuji, ia tidak bangga
2. Jika dicaci, ia tidak marah atau merasa terhina
Ketika kita nyumbang masjid 10 juta, lalu oleh panitia
nama kita disebut dan kemudian orang2 bilang, “Wah Haji Lutvi (aamiin) nyumbang 10 juta, hebat bener”, dan
kemudian kita jadi berbangga diri walau tidak dinampakkan, saat itulah kita jatuh pada
ketidak-ikhlasan.
Atau misalnya, kita biasa nih nyumbang panti asuhan sembunyi2, transfer
gitu aja nggak konfirmasi tiap bulan 1juta. Lalu ada temen datang dan ceramah,
“Ente tuh udah kaya, kok nggak pernah
sedekah sih. Hati2, harta ente nanti jadi gak berkah Ji”. Jika saat itu
kita ngomel walau di dalam hati alias tersinggung, maka rontoklah sedekah kita
tiap bulan.
Mereka yang ibadah ikhlas karena Allah nggak akan bangga dengan pujian
dan nggak akan marah atau hina.
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan
mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan
barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak
Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
(QS.
An Nisaa : 114)
Kesimpulannya adalah jika kita ingin bersedekah, maka hendaknya kita menjaga keteguhan ‘niat’ dan keikhlasan
hati’ kita, karena itu adalah dua hal utama yang dapat menjaga keutuhan
‘keutamaan’ sedekah kita.
Referensi :
- Tafsir AlQuran : Al Baqarah. www.users6.nofeehost.com/alquranonline/AlQuran_Tanda_Bagi_Yg_BerAKAL
- Waspadailah
Penghapus Pahala Sedekah. www.muslim.or.id
- Perbedaan
Zakat Infaq dan Sedekah : http://www.eramuslim.com/