Hasad adalah salah satu sifat yang tercela. Bagaimana tidak? Secara bahasa saja, hasad berarti dengki, cemburu (yang disertai niat jahat). Adapun secara istilah, Ulama berbeda-beda dalam mendefinisikannya. Namun inti ungkapan mereka, hasad adalah sikap benci dan tidak senang terhadap apa yang dilihatnya berupa baiknya keadaan orang yang tidak disukainya. (Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyyah rahimahullahu, 10/111). Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: “Hasad adalah menginginkan hilangnya nikmat dari yang memperolehnya, baik itu nikmat dalam agama ataupun dalam perkara dunia.” (Riyadhush Shalihin, Bab Tahrimil Hasad, no. 270).
Sifat ini adalah salah satu sifat yang “menyerang” hati atau bisa juga disebut penyakit hati. Yang mana penyakit ini bisa menyebabkan kecemasan, kegelisahan, ke-tidak-tenang-an bagi penderitanya. Dan juga bisa menumbuhkan buruk sangka yang pada akhirnya dapat merusak hubungan antar sesama manusia. Naudzu billahi min dzalik…Kita berlindung pada Allah dari sifat yang demikian.
وَلا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. an Nisa’: 32)
Akan tetapi, apakah benar dalam suatu kondisi tertentu sifat hasad ini diperbolehkan? Kalau memang benar, dalam kondisi seperti apakah itu?
Tidak perlu bingung dan ragu, Allah telah membekali kita Al Qur’an dan As Sunnah sebagai pedoman hidup bagi kita. Yuuk…mari kita intip di sana.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak boleh seseorang iri terhadap orang lain kecuali dalam dua hal yaitu seseorang yang diberi pengertian Al Qur'an lalu ia mempergunakannya sebagai pedoman amalnya siang-malam dan seseorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta lalu ia membelanjakannya siang-malam untuk segala amal kebaikan."
Dari hadits tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa hasad (iri) itu tidak diperbolehkan, KECUALI :
1. Iri terhadap seseorang yang memahami Al Qur’an dan kemudian mengamalkannya dalam keseharian, dan
2. Iri terhadap seseorang yang diberikan kekayaan oleh Allah dan ia belanjakan untuk amal kebajikan.
Tentunya, iri dalam kedua kondisi tersebut adalah dalam rangka untuk memotivasi diri untuk BISA melakukan hal (kebajikan) yang sama atau lebih baik atau ber-fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebajikan), BUKAN dalam rangka untuk menimbulkan kebencian atau kedengkian terhadap orang lain. (ER)
Wallohu a’lam bish showab
(disarikan dari berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment